PELAKSANAAN PEMBATALAN PERKAWINAN OLEH JAKSA SELAKU PENGACARA NEGARA (Studi Perkara No 62/Pdt.G/2019/PA.SWL)
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ali, Z. (2006). Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Arto, A. M. (2007). Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azhari, M. (2018). Legitimasi, Vol. Vii No. 1. Kewenangan Kejaksaan Dalam Mengajukan Banda Aceh: Magister Ilmu Hukum Universitas Syiah Kuala.
Basyir, A. A. (2000). Hukum Perkawian islam. Yogyakarta: UII Press.
Debdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.
Direktori Jendral Putusan No 62/Pdt.G/2019/PA.SWL.Sawahlunto : PA SWL
Dokumen File Sejarah Kejaksaan Negeri Sawahlunto . (2020).
Dokumen File Sejarah Pengadilan Agama Sawahlunto. (2020).
Elimartati. (2013). Bunga Rampai Perkawinan di Indonesia. Batusangkar: STAI Batusangkar.
Faisal. (2017). Pembatalan Perkawinan dan Pencegahanya. Al-Qadha Jurnal Hukum Islam & Perundang-undangan, Vol. 4 No. 1..
Hadi, M. I. (2013). Pelaksanaan Tugas dan Kewenangan Jaksa Dibidang TUN, Kanun Jurnal Ilmu Hukum No. 60, Th. XV..
Harjono, C. M. (2009). Studi Kajian Tentang Gugatan Intervensi Dalam Perkara Perdata. AJurnal Verstek Vol. 8 No. 1.
Ikhsan., D. (2017). http://jurnal.fs.iainkerinci.ac.id/index.php/alqisthu. Kedudukan Jaksa dalam Pembatalan Perkawinan.
Jonni, I.(2020, Januari 1) https://www.kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.phpid=7.
Jurisdisch, B. (2008). Jürgen Habermas, Ach, Europa. Frankfurt am Main: Suhrkamp. Dit artikel uit Netherlands Journal of Legal Philosophy.
Jusuf, M. (2014). Hukum Kejaksaan Eksistensi Kejaksaan Sebagai Pengacara Negara. Surabaya: Laksbang.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2000). Jakarta: Grafik.
Kompilasi Hukum Islam. (2000). Jakarta: Direktur Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam.
Mahessa, R. G. (2016). Kewenangan dan peran jaksa dalam pembatalan perkawinan menurut undang-undang nomor 1 tahun 1974 dan hukum islam . Purwokerto: IAIN Purwerkerto.
Mauludi, I. (22 April 2020). Analisis Penuntutan. Kota Sawahlunto: Kejaksaan Negeri Sawahlunto.
Munir, S. (2007). Fiqih Syariah. Solo: Amanda.
Murtika, D. P. (1998). Kedudukan Jaksa dalam Hukum Perdata. Jakarta: Bina Aksara.
Peraturan Jaksa no 25 tahun 2005. (2005). Jakarta: Jaksa Agung Republik Indonesia.
Ramulyo, M. I. (1995). Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama, dan Zakat menurut Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafik.
Rofiq, A. (1995). Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rosjidi, L. (1991). Hukum Perkawinan dan Perceraian di Indonesia. Bandung: PT. Rosda Karya.
Saleh, K. (2001). Hukum Perkawinan di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Samidjo. (1985). Pengantar Hukum Indonesia. Bandung: Armico.
Sembiring, I. A. (2007). Berbagai Faktor Penyebab Poligami Di Kalangan Pelaku Poligami Di Kota Medan. Jurnal Equality.
Shaleh, W. K. (1982). Hukum Perkawianan Di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Syarifuddin, A. (2009). Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Perdana Media Crup.
Tarigan, A. d. (2004). Hukum Perdata Islam di Indonesia (Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih,UU No.1/1974 sampai KHI). Jakarta: Prenada Media.
Undang-undang Perkawinan No 16 Tahun 2019.
Undang-undang Republik Indonesia No 16 Tahun 2004. (2004). Surabaya: Karina.
Zuhaili, W. A. (2011). Fiqih Islam Wa Adillatuhu. Jakarta: Darul Fikir.
DOI: http://dx.doi.org/10.31958/jisrah.v2i1.3213
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Jonni Iswanto, Ulya Atsani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Indexed by:
JISRAH: Jurnal Integrasi Ilmu Syariah
ISSN 2775-3557 (Online) and 2775-1783 (Print)
Published by Institut Agama Islam Negeri Batusangkar
Email: jisrah@iainbatusangkar.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.